pengamen tunawicara
hari senin pagi, aku berangkat kuliah dengan bus antar kota karena jarak tempat tinggal dan kampus cukup jauh. saat akan memasuki tol, bus istirahat beberapa menit untuk pengecekan dan menaikkan penumpang yang sudah menunggu.
setelah semua penumpang masuk, bus menjadi penuh sampai banyak yang berdiri dan bus pun kembali berjala mulai memasuki jalan tol. tak lama kemudian, tiba-tiba terdengar suara satu petikan gitar, aku mulai menyadari, "oh ada pengamen". lalu satu petikan gitar menjadi alunan gitar yang rada teu pararuguh. yang awalnya aku biasa saja, merasa tidak terganggu dan si pengamen pun mulai bernyanyi,
seketika itu aku merasa kaget dan terheran-heran.
bayangkan saja, pengamen itu cari uang dengan mengandalkan nyanyian. menyanyi itu walaupun nadanya tidak jelas tapi setidaknya apa yang dinyanyikannya jelas.
sedangkan ini, mengamen tapi tunawicara.
lama sekali kuberpikir, "ko bisa-bisanya ia begitu berani sekali, bahkan sangat-sangat berani, dengan keterbatasannya yang begitu terpampang jelas, ia mengeluarkan suaranya dengan percaya diri ditambah lagi pendengarnya begitu banyak"
wadidaw, dia telah melampaui keterbatasannya.
apapun alasannya ia mengamen, tapi ini begitu menakjubkan. ia seolah-olah memberi pesan kepada para penumpang, "ayolah gausah insecure yang berlebihan, kalian mempunyai seluruh indra lengkap dan tidak cacat, keluarkanlah seluruh kemampuan untuk bisa menjadi benar-benar manusia yang berkarya. gausah banyak bingung dengan pendapat orang lain. toh, seluruh yang kamu lakukan itu ujung-ujungnya akan ada hasilnya.
orang yang tunawicara kan biasanya tidak mendengar juga kan, tapi ia paksakan untuk bergitar dan menyanyi (walau sebisa-bisanya dia) di depan banyak manusia.
saat berhadapan dengan si pengamen tunawicara awalnya aku berpikir bahwa itu adalah lelucon yang sangat mungkin untuk kutertawakan, tapi ternyata jika kuganti perspektif mengenainya, yaitu dengan mengambil 'ibroh (jiah, anak tafsir banget gatuh) kelebihan di balik keterbatasannya bisa menjadi pemecut untuk diriku yang jarang sekali maksimal menggunakan seluruh kemampuan yang kumiliki untuk melakukan suatu hal.
Komentar
Posting Komentar