Meninggalkan dan Melepaskan (Review Novel Cinta Tak Pernah Tepat Waktu karya Puthut EA)
Penulis:
Puthut EA
Penerbit:
Buku Mojok
Tahun
Terbit: 2019
Tebal:
256 halaman
Keterlaluan.
Satu
kata yang menggambarkan perasaanku setelah khatam bolak-balik membaca novel
ini.
Cinta
Tak Pernah Tepat Waktu adalah karya fiksi pertama dari Puthut EA yang kubaca,
karena sebelumnya yang kutahu tulisan dari Puthut EA adalah non-fiksi yang
berupa artikel-artikel atau laporan penelitian yang bisa ditemukan di Ipusnas.
Setelah tahu ada novel romance buatan Belio yang kebetulan lagi diskon 30k,
langsung saja kusikat karena penasaran.
Bisa terlihat
dari judul, novel ini bergenre romance pinyerieun hate (sakit hati)
pembacanya. Bagaimana tidak, novel ini mengisahkan seorang tokoh ‘Aku’ yang tak
pernah diketahui nama sebenarnya siapa, sedang berjuang keras untuk bisa keluar
dari kubangan perasaan di masa lalunya yang terlalu dalam. Berkali-kali ia
mencoba untuk bangkit, berkali-kali pula ia kembali terjatuh pada lubang
kesedihan yang sama dan sebanyak itu pula pembaca diberi harapan palsu dengan
secercah kebahagiaan yang ternyata harapan itu hanya sekedar harapan.
‘Aku’
bekerja sebagai ‘pembunuh bayaran’ di dunia penulisan. Tidak seperti ‘pembunuh’
secara harfiah, ini adalah sebutan untuk pekerjaan serabutan (mungkin di masa
sekarang freelance) yang memiliki reputasi bagus di dalamnya, tidak
berafiliasi dengan perusahaan maupun instansi manapun dan telah dilakoninya
selama lima tahun. Ia penganut gaya hidup yang tidak neko-neko (slow living).
Hal ini dapat terlihat dari pekerjaannya yang tidak terlalu ambisius untuk bisa
terkenal dan kaya-raya, hanya secukupnya saja. Akan tetapi kisah cintanya yang
neko-neko.
Perkiraan
awalku dari novel ini akan seperti novel-novel romance lainnya yang walaupun dari judul terlihat begitu kelabu tetapi ujung-ujungnya suasana akan berganti dengan berbunga-bunga dari kedua belah pihak si pecinta. Akan tetapi, ternyata
novel ini tidak seperti itu, selalu berawan mendung tapi tak hujan adalah suasana yang paling tepat untuk buku ini di
hampir keseluruhan kisah. Ada kalanya awan hitam menghilang
sekejap dan suasana terasa menjadi sedikit lebih baik tapi tak lama kemudian,
keadaan kembali berawan seperti semula. Tak satupun bab dalam novel ini yang
membuatku menitikkan air mata, yang ada hanya perasaan ngilu dan mengiris
sampai ke ulu hati.
Saking
bagusnya novel ini, membuatku berencana untuk tidak akan pernah membacanya
lagi. Karena walaupun hanya dengan melihat covernya saja, kisah, suasana dan
perasaan dari tokoh ‘aku’ yang begitu sendu dapat tertular cepat pada
kehidupanku seperti saat pertama kali selesai membacanya, yang kemudian
menghilangkan mood semangatku untuk menjalani kehidupan. Memang agak lebay,
tapi bagaimanapun, ini yang kurasakan. Hal ini pun terjadi pada kedua buku masterpiacenya
George Orwell dengan judul 1984 dan Animal farm.
Alur
ceritanya terkadang maju-mundur, tetapi dipaparkan secara perlahan dan rapi,
sehingga setelah selesai membaca
tak menyisakan pertanyaan yang membuat
suatu kisah menjadi terasa kopong dan meloncat.
banyak
ulasan lainnya yang mengatakan kalau novel ini cocok untuk bacaan sekali duduk.
Akupun menyetujuinya, karena ukuran novel yang tidak terlalu tebal, bahasa yang
mudah dipahami, serta alur cerita yang walaupun kadang maju-mundur tidak
membuat njelimet.
Novel-novel
fiksi sering kali memperlihatkan perbedaan antara kehidupan nyata dan cerita
fiksi dengan sangat kebetulan terjadi hal ajaib kepada tokoh utama, hal ini
yang kemudian membuat kisahnya terasa dipaksakan dan membuat pembaca menjadi
menyisakan pertanyaan yang tak terjawab hingga akhir cerita. Akan tetapi kisah
‘aku’ dalam novel ini tidaklah begitu, karena di dalamnya seperti kisah
kehidupan nyata yang mana suratan takdir lebih sering kali menang dibandingkan
dengan keinginan, suratan takdir telah melilit kehidupan dengan tidak
membiarkannya lepas sedikitpun. Hal inilah yang menjadikan novel ini begitu
relate dengan kehidupan dan sangat recomended kepada orang-orang yang sedang
mencari novel romance yang tidak neko-neko.
4,5/5

Komentar
Posting Komentar