Konsep Anti Hubbu Dunya Versi Cici-Cici Jepang (Review Buku Danshari Karya Hideko Yamashita)


 Judul: Danshari Memilah dan Menata Barang (Serta Hal-Hal) Penting dalam Hidup

Penulis: Hideko Yamashita

Penerjemah: Anggia Dian Mayana

Penerbit: Noura Books

Tahun Terbit: 2022

Tebal: 290 Halaman

Konsep cinta dunia atau hubbu ad-dunya yang seringkali digaungkan oleh kalangan tasawuf ternyata tak berbeda jauh dengan konsep hidup minimalis lewat beberes ala orang Jepang yang disebut dengan Danshari.

Di era berlimpahnya barang-barang dan semakin mudah akses untuk mendapatkannya. Nasib barang-barang itu kemudian menumpuk di setiap sudut, menjadikan ruangan terasa lebih sempit dan acak-acakan walaupun sudah ditata dan dirapikan.

Dari masalah inilah Hideko Yamashita seorang Decluttering Expert dari Jepang menawarkan solusi Danshari sebagai sebuah metode beberes tidak sekedar beberes.

Ia memberikan pandangan bahwa segala sesuatu yang masuk haruslah dikeluarkan. seperti metabolisme tubuh, bahwa setiap makanan, minuman, udara yang masuk setelah diproses maka haruslah dikeluarkan, jika terus menetap dalam tubuh maka akan menimbulkan penyakit. Hal inipun berlaku pada barang-barang yang kita dapatkan.

Akan tetapi berbeda halnya dengan membuang kotoran tubuh di mana kita tidak akan merasa sayang (eman-eman) dalam melakukannya. Melepaskan barang tidak seperti itu, hal ini dikarenakan antara manusia dan barang selalu saja memiliki ikatan tak kasat mata yang membuat manusia enggan untuk melepaskannya.

Penyebabnya bisa jadi dikarenakan sentimen saat mendapatkannya yang membutuhkan perjuangan, menghargai barang pemberian orang lain (padahal tidak pernah terpakai) dan pikiran bahwa barang tersebut akan dibutuhkan di masa yang akan datang. 

Danshari pun memberi penawaran memilah barang-barang yang telah menumpuk dengan indikator perlu, cocok, nyaman, untuk diri sendiri dan saat ini. Setelah pemilahan dan pelepasan barang dilakukan maka yang harus dilakukan adalah menata barang-barang yang tersisa salah satu metodenya adalah dengan 70, 50, 10

- Menyimpan barang dalam ruang penyimpanan tak terlihat batas, seperti gudang maksimalnya adalah 70% dari total ruangan

- Menyimpan barang dalam ruang penyimpanan terlihat, seperti lemari kaca, bufet batas maksimalnya adalah 50% dari total ruangan.

- Menaruh barang sebagai pajangan batas maksimalnya adalah 10% dari total ruangan.

Lalu hubungannya dengan konsep hubbu ad-dunya dalam tasawuf dari mana? Yaitu dari keterkaitan dengan suatu benda.

Jika dalam tasawuf, seseorang yang hatinya dipenuhi nafsu ketertarikan akan hal-hal duniawi terutama benda dan uang, maka akan membuat seseorang menjadi durjana, ibadah tidak betul, tidak mendapat kebahagiaan berupa ketengan hati di dunia dan mendapat siksaan di akhirat kelak.

Begitupun konsep Danshari yang memiliki gagasan antara manusia dan barang memiliki ikatan yang tak terlihat, sehingga membuat manusia kesulitan untuk melepaskannya. dari ikatan inilah yang kemudian seseorang akan terus menumpuk barang sampai tak karuan. Keadaan tempat tinggal yang berantakan tidak akan memberi energi positif kepada penghuninya sehingga menjadikan pikiran menjadi kalut dan ketenangan hati akan sulit didapat walaupun ia di kelilingi dengan banyaknya benda mewah.

Walaupun secara konsep sama, akan tetapi terdapat jurang besar yang memisahkan antara keduanya, yaitu keimanan mengenai kehidupan setelah kematian.

konsep Danshari lebih banyak termotivasi dengan kebahagiaan di masa sekarang (kehidupan di dunia). Kebahagiaan itu bisa didapatkan dengan dimulai dari ruangan dan tempat tinggal yang bersih dan rapi. Karena seperti yang dikatakan Bu Hideko di dalam bukunya, “kesuksesan dan kebahagiaan dapat diraih dengan mendapatkan suasana hati yang cerah terlebih dahulu. Dan suasana hati yang cerah sulit didapatkan jika keadaan sekitarnya berantakan dan kotor"

Sedangkan, konsep hubbu ad-dunya lebih termotivasi akan kebahagiaan di alam akhirat. walakin memang terdapat motivasi untuk mendapatkan kebahagiaan di alam dunia juga, tetapi yang lebih ditekankan adalah kebahagiaan di alam akhirat nanti.

Manusia yang berbahagia di alam akhirat adalah manusia yang turut mendapatkan kebahagiaan hakiki di dunia.

Sehingga dapat dikatakan jika seseorang percaya akan kehidupan setelah kematian dan menginginkan kebahagiaan di dalamnya, maka konsep Danshari dapat digunakan sebagai tuntunan yang lebih mendetail untuk mendapatkan kebahagiaan pertama, yaitu kebahagiaan di alam dunia.  

Komentar