Saat Manusia Kontemporer yang Berideologi Pragmatis Mencoba Menanam
Zaman Kiwari dengan menarikan jemari di atas layar gawai, barang yang diinginkan tiba-tiba saja sudah sampai dalam genggaman. Betapa menyenangkan kehidupan. Lalu hal ini terbentur dengan krisis iklim, lingkungan yang mulai panas tak karuan, harga beras melambung seperti angan-angan, hanya untuk makan saja tak cukup 20ribuan, apalagi sekedar mencicipi hiling2 yang minimal memiliki uang ratusan. Salah satu kiblat media sosial yang sering di pandangnya kemudian menawarkan cara bertahan hidup dengan berkebun dan menanam yang ternyata sangat mudah (1 bulan sudah panen) Dengan berlandaskan hal yang murah, mudah dan berlimpah, ia pun melakukannya dengan rasa kepercayaan diri yang tinggi Namun, Apa yang terjadi? Ternyata dia kelimpungan dengan harapan yang tak sesuai kenyataan Benih yang disemai tak mau tumbuh, yang sudah tumbuh tak mau berbunga, yang mau berbunga malah gugur berjatuhan, di saat inilah waktu yang tepat untuk berpesimis ria. Namun, sepertinya Tuhan sangat memah...