Warga Facebook
Kembali mengunduh aplikasi Facebook yang seringkali disebut sebagai medsosnya kaum boomer. Tak seperti Instagram atau Twitter yg keduanya aku lebih memilih untuk menyembunyikan diri dan mengikuti akun-akun orang yang tak pernah kutemui apalagi kukenal dengan alasan aku menggunakannya bukan untuk bersilaturahmi, tapi cari info-info, tutorial, dsb yg sekiranya bermanfaat (tapi euweuh nu dipraktekkeun, wkwkwkwk)
aplikasi facebook awalnya kugunakan memang untuk berteman, teman lama atau teman baru. Kuajak berteman nama-nama akun yg sekiranya kukenal, baik memang kenal dekat atau kenal hanya bertukar sapa.
Sekian lama tak kugunakan, ternyata orang-orang yang menjadi "teman" di aplikasi ini telah banyak sekali berubah. postingan dulu adalah berkaitan dengan berbagai aktivitasnya sebagai santri, kini postingannya telag berganti tema dengan sibuk mengurus anak dan menggunakan caption, "jagoan mama/papa", berbahagia bersama pasangan hidupnya dengan caption "sehidup sesurga", aktif berjualan menjadi reseller dengan caption "silakan bunda yang mau order", sampai ada yg memposting foto tanpa ada keterangan apapun tapi di foto tesebut terlihat sebuah bangunan kuno dengan bendera inggris, mantap kali bukan.
Waktu terus berjalan, tanpa bisa direm, mungkin hanya sedikit kopling yang digunakan untuk berganti mode kecepatan sepeti apa yang akan digunakan. Berkehidupan sama dengan berubah, tak bisa dipisah.
Kehidupan mereka yang kulihat dulu biasa saja, ternyata sekarang begitu waw luar biasa. Memenuhi kewajiban dengan melakoni kehidupan seperti seharusnya karna telah diberi hak hidup oleh Tuhan dengan berbagai kegiatan yang begitu terlihat "menyenangkan"
Komentar
Posting Komentar